Contoh Artikel Pendidikan Membentuk Karakter Baik Pada Anak Sejak Usia Dini

Contoh Artikel Pendidikan ini ada tiga pembahasan yakni cara Membentuk Karakter Baik Anak Sejak Usia Dini, Mengatasi anak yang sering membangkang orang tua, dan yang ketiga menumbuhkan semangat belajar anak. Pembaca yang saya hormati, selain mempublikasikan langsung ketiga contoh artikel tersebut dalam blog ini, saya juga menyediakan filenya dalam bentuk format word, ya mungkin saja pembaca di sini membutuhkannya untuk tugas sekolah atau bahan referensi pembuatan artikel ilmiah, makalah, tesis, skripsi dan kepentingan lainnya.

Untuk menulis artikel dengan baik dan benar tentunya kita juga harus mengetahui sistematika penulisan artikel. Hal ini diperlukan untuk membantu anda mempermudah membuat sebuah artikel. Beberpa jenis artikel yang perlu kita ketahui seperti artikel Deskripsi, Narasi, eksposisi, Argumentasi, dan sebagainya.

Adapun langkah-langkah atau sistematika menulis artikel secara umum yaitu pertama anda harus punya Tema, selanjutnya apa tujuan penulisan, kemudian cobalah rumuskan ide pokok atau masalah, selanjutnya mengembangkan tema akan lebih menarik untuk dibaca, terakhir adalah kesimpulan.

Berikut contoh Pertama artikel tentang pendidikan:

Tips Membentuk karakter baik Pada Anak Sejak Usia Dini

Pernahkah kita memikirkan masa kecil kita dulu? Bagaimana tingkah dan sikap kita dulu? Apa saja yang kita lakukan di masa kecil dulu? Bagaimana orang tua dan orang disekitar kita memperlakukan kita? Sangat menyenangkan ketika kita sendiri atau ketika kita berkumpul dengan keluarga sembari mengingat dan mengulas kembali masa kecil kita. Sebagian orang yang pernah penulis temui jika ditanya masih inginkah kembali ke masa kecil? Jawabannya sebagian besar adalah “iya” ( termasuk penulis :p ). Kenapa? Karena pada masa dewasa terlalu banyak beban pikiran yang harus dialami yang sangat jauh berbeda pada masa kecil dulu.

Dunia anak adalah dunia dimana semua manusia bisa menikmati dunia tanpa harus menikirkan seberapa besar resiko atas tindakan yang anak-anak lakukan. Dunia anak akan membentuk dunia dewasa (masa remaja) yang akan dia rangkai sendiri dari dari setiap pemikiran yang dibentuk pada masa anak-anak. Setiap kejadian yang dia lihat, dengar, dan rasakan akan terekam jelas di otak mereka. Karena otak/pikiran anak-anak itu ibarat sebuah wadah yang masih kosong jadi apapun benda bisa dimasukkan kedalamnya. Siapa yang bertugas memasukkan benda itu? Orang tua, teman sepermainan, lingkungan sekitar bahkan orang baru dia temui.

Semakin lama wadah yang dibaratkan otak tadi akan dipenuhi dengan banyak tumpukan. Apapun yang anak lakukan akan dibiarkan karena pemikiran orang tua adalah untuk pengalaman anak. Apakah benar tindakan ini? Ada saatnya anak dibiarkan mengeksplor apapun yang dia lakukan akan tetapi ada saatnya juga orang tua memikirkan lagi baikkah yang anak lakukan. Adakah pengaruhnya pada masa remaja/dewasanya nanti?

Misalnya seorang anak kecil yang kepanasan ditengah keramainan, memaksakan untuk membuka bajunya. Kebanyakan orang tua akan bicara seperti ini:
“biarkan saja, toh dia masih kecil. “
“salahnya dimana? Itu lihat tingkahnya lucu
“ga apa-apa ko’. Itukan pengalaman barunya.”
“masih kecil ini, jangan banyak dilaranglah, kan kasian”

Setiap kali bepergian ke tempat yang ramai akan selalu terjadi hal seperti ini. Alhasil orang tua berpikir untuk memakaikan pakaian yang terbuka/sexy supaya tidak ribet. Hasilnya? Kebiasaan buruk yang diterapkan pada anak. hingga dewasa anak akan terbiasa dengan pakaianan yang terbuka. sepele bukan? ketika dewasa dia dipaksa kembali oleh orang tuanya untuk meperbaiki tingkah laku yang memang sudah dibentuk sejak kecil oleh orang tua. jadi berpikirlah, tingkah anak yang orang tua anggap lucu di masa kecil tidak akan terlihat lucu lagi jika kebiasan itu terbawa di masa remajanya. Cara menghentikannya? Dengan tidak membiasakannya.

Apapun yang diserap oleh otak anak-anak belum mampu mereka saring, anak-anak belum bisa membedakan mana yang salah dan benar. Oleh karena itu harus ada orang yang menjelaskan apa-apa dari setiap tindakan yang mereka lakukan. Peran orang tua jelas yang utama sebagai pembentuk karakter anak. berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua menyikapi tindakan/sikap anak:

  1. Jika anak mulai bertingkah/bersikap yang baru orang tua lihat pikirkan apakah tingkah/sikapnya akan baik jika menjadi kebiasaan nantinya. Misalnya setelah pulang main dengan tetangga tiba-tiba anak mencium tangan ibunya/mulai bisa mengucapkan salam, maka tingkah ini boleh jadi kebiasaan atau jika pulang dari main di luar tiba-tiba anak berteriak yang tidak wajar maka hentikan sikap anak tersebut.
  2. Usahakan untuk menjelaskan pada anak apapun sikap yang dia lakukan, baik dengan perkataan ataupun dengan isyarat. Misalnya jika berperilaku baik maka berilah reword dengan memujinya atau mengacungkan jempol pada anak akan tetapi jika dia memperoleh tingkah baru yang buruk maka jelaskanlah resiko/akibatnya secara jelas atau dengan isyarat gelengan kepala dan ekspresi kecewa kepada anak (dilarang memukul karena akan jauh lebih buruk efeknya pada anak)
  3. Pastikan tingkah anak-anak yang buruk tidak akan menjadi kebiasaan berkelanjutan dengan selalu mengawasi tingkahnya jika terulang maka ingatkan anak untuk tidak mengulanginya jika masih diulangi lagi maka ingatkan lagi untuk tidak mengulanginya sampai anak tersebut benar-benar melupakan sikap buruknya, misal seperti contoh sebelumnya atau menirukan tarian vulgar
  4. Dialihkan ke kebiasaan yang lebih positif sampai anak melupakan kebiasaan buruknya dan mulai menyukai kebiasaan baik yang baru dialaminya, misalnya kebiasaan menonton sebelum tidur diganti dengan mendengarkan cerita yang berkenaan dengan pendidikan oleh orang tuanya
  5. Memberikan reword jika anak berhasil dengan kebiasaan baiknya misalnya anak sebelumnya selalu sibuk main games hingga larut malam dan susah diajak tidur kemudian beralih menjadi anak yang selalu tidur menepati perjanjian jam tidur maka berilah reword berupa pujian/hadiah yang akan membuatnya semakin bersemangat dengan kebiasaan baiknya.

Semakin dini anak dilatih untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan baik maka kemungkinan dimasa deewasanya telah terbiasa dengan hal itu. Akan sangat menyenangkan mempunyai anak yang terbilang baik sesuai dengan bentukkan orang tua sejak usia dini

Demikian beberapa tips dari penulis untuk membentuk karakter baik pada anak sejak usia dini, semoga tulisan ini bermanfaat.

Contoh kedua artikel tentang pendidikan

Mengatasi Sikap Membangkang nya Anak Pada Orang Tua

Kenapa anakku? Apa yang terjadi dengan anakku? Pertanyaan ini lebih sering muncul pada pikiran orang tua yang memiliki seorang anak yang membangkang dan cenderung mendapatkan nilai buruk di sekolah. Anak cenderung diam pada orang tua, tertutup tidak pernah menceritakan masalahnya pada orang tua. Siapa yang salah? Anak? orang tua?. Sebagian orang tua menyalahkan teman dilingkungan bermainnya, padahal waktu anak di rumah jauh lebih lama dibandingkan dengan waktu bermain anak. Sebagian lagi orang tua selalu menyalahkan anaknya yang tidak paham/mengerti dengan keadaan orang tuanya. Padahal orang tua selalu melakukan kesalahan yang fatal pada anaknya.

Orang tua cenderung tidak terlalu dekat dengan anaknya berdalih alasan sibuk bekerja, malas menjawab pertanyaan anak jika sedang berbincang berdalih capek seharian karena aktifitas pekerjaan, cenderung menolak permintaan anak/menyuruh orang lain memenuhi permintaannnya dengan dalih tidak ada waktu, cenderung sering meninggalkan anak setiap hari untuk bekerja, lebih sering tidak bertemu diwaktu pagi/malam dengan alasan anak masih tidur dan harus berangkat pagi dan sangat jarang sekali berkomunikasi atau memberi nasehat kepada anak karena jarang bertemu. Dengan sikap seperti ini terjawab sudah kenapa anak sering membangkang.

Anak yang dengan kecerdasan dan perilaku baik tidak bisa dibentuk seperti membalikkan telapak tangan. Tidak dengan menitipkan anak sepenuhnya pada pendidik, menyerahkan anak pada tempat bimbingan belajar. Sebelum melangkah ke dunia pendidikan kecerdasan dan perilaku anak sudah harus dibekalkan oleh orang tuanya. Pada umumnya anak masuk ke dunia pendidikan diatas 5 tahun. Sebelum itu sepenuhnya dididik oleh orang tua. Pembentukkan karakter dan cara belajar anak di sekolah sebelumnya dibentuk oleh orang tua di rumah tempat dia mnghabiskan harinya. Tetapi masih ada orang tua yang belum paham hal ini. Orang tua terbiasa menyerahkan anaknya pada orang lain, pendidik/tentor bimbelnya. Kurangnya bekal kecerdasan di masa balitanya akan menyebabkan anak terbiasa dengan hal itu. Jika hal itu terjadi maka?

Terkadang gilanya orang tua yang menyalahkan pihak lain dan bertanya kenapa nilai sekolah anak saya tidak pernah diatas 6 atau 7? Kenapa anak saya tidak sesemangat temannya ketika belajar? Kenapa anak saya lebih tertarik menghabiskan waktu main games daripada membaca buku? Atau pertanyaan yang lebih gila, kenapa anak saya lebih terbuka pada gurunya dibandingkan saya orang tuanya? Kenapa gurunya jauh lebih tahu sifat anak saya?. Pertanyaan ini akan terus muncul sampai anaknya berubah menjadi lebih baik, lebih bersemangat belajar dan merubah sikap negatifnya. Caranya?

Caranya dengan mengubah pola pikir orang tua. Pola pikir apa yang harus diubah?...
ubahlah

  1. pikiran jika yang salah adalah orang tua bukan anak
  2. waktu kerja dan cobalah meluangkan waktu dengan anak setidaknya untuk mengobrol
  3. cara bicara dengan anak, yang biasanya sangat ketus, cuek atau seadanya cobalah merubahnya dengan bicara lebih pelan, lebih lama dan lebih mendalam
  4. Ubahlah sikap acuh dengan sesekali menemani anak membeli sesuatu sembari mengajaknya bermain.
  5. Usahakan sebelum berangkat bekerja menyapa anak terlebih dahulu, mengucapkan “selamat pagi” secara simple itu adalah permulaan yang baik. Atau ketika pulang bekerja usahakan mencari anak terlebih dahulu bukan mengerjakan hal lain.
  6. Berkomunikasi sesering mungkin, komunikasikan bagaimana kegiatan anak hari ini, apa yang dilakukan, bagaimana tugas sekolah. Berilah nasehat-nasehat ringan yang mudah dipahami dan dicerna oleh anak Sehingga anak lebih merasa diperhatikan dan merasa tidak hidup sendiri

Dengan perubahan kebiasaan-kebiasaan ini secara perlahan akan mengubah anak ke arah yang lebih baik karena sikap orang tua akan membentuk karakter anak-anak. Demikian beberapa bahasan dari penulis tentang sikap membangkangnya anak pada orang tua. Semoga bermanfaat.

Bagi anda yang membutuhkan file "contoh artikel pendidikan" ini, silahkan download melalui link pilihan artikel di bawah, namun apabila mengalami kesulitan atau link rusak, segera hubungi admin melalui Facebook di alamat ini: https://www.facebook.com/infopendidikanterbaru

Selanjutnya baca juga ===>

contoh artikel pendidikan tentang cara menumbuhkan semangat belajar anak.