Pendidikan Indonesia Masa Lalu

Bagaimana Pendidikan Indonesia di Masa Lalu ?
Indonesia adalah negara yang telah ada sejak lama sekali bahkan sebelum jaman kerajaan Sriwijaya, Majapahit berdiri, Indonesia sudah ada. Tetapi kita dikenal sebagai negara Indonesia setelah bapak Proklamator kita Soekarno Hatta memproklamasikan kemerdekaan negara kita. Lalu sebelumnya apakah Indonesia tidak ada dan apakah pendidikan juga tidak ada ?

Seperti di awal tulisan Indonesia sudah ada sejak lama dari segi pendidikan pun sejak jaman kerajaan sudah ada pendidikan. Tetapi pendidikan tersebut umumnya masih terbatas baru kalangan kerajaan saja yang dapat mengeyamnya, sedangkan rakyat kecil tidak bisa merasakannya. Kemudian di saat negara kita di jajah Belanda, pendidikan kita mulai menampakan kualitasnya walaupun tetap saja tidak semua orang bisa mengenyam pendidikan karena Belanda membatasi orang yang bisa mengenyam pendidikan.

gambar pendidikan indonesia

Belanda membagi tiga golongan yaitu warga negara kelas I yang terdiri dari orang Belanda dan sejenis, golongan II orang pribumi yang memiliki jabatan dan orang cina, dan golongan III warga biasa. Untuk golong I dan golongan II tidak ada masalah dari segi pendidikan, apalagi golongan I mereka dapat mengenyam pendidik hingga tingkat mana saja. Untuk golongan II pun sebenarnya bisa tetapi sedikit dipersulit.

Yang menyedihkan adalah golong III, mereka sangat dibatasi untuk mengenyam pendidikan bahkan bisa dikatakan tidak boleh mengenyam pedidikan. Hal ini tentu saja ada tujuannya, Belanda sudah mengetahui pendidikan adalah salah satu pintu untuk memajukan suatu bangsa. Belanda kuatir bila orang Indonesia pintar maka akan memberontak dan mengusir Belanda dari negara yang makmur ini. Orang Belanda sangat senang dengan Indonesia karena makmur dan memiliki begitu banyak hasil bumi.

Dan apa yang ditakutkan oleh Belanda terbukti, para pahlawan dan tokoh pahlawan kebanyakan adalah orang yang terdidik bahkan bapak proklamator kita sempat mengenyam pendidikan hingga ke negeri Belanda dan mencapai gelar sarjana. Maka tidak heran bila pada saat itu para pemimpin para pejuang adalah orang-orang terdidik walaupun tingkat pendidikannya tidak merata ada yang cuma sd, smp, sma, bahkan sarjana. Belanda pun merasa kesulitan sekali menghadapi perjuangan para pejuang kita.

Namun disamping ada sisi kelam menjadi negara terjajah, Belanda memberikan sisi positif terutama dari sisi pendidikan. Pendidikan Belanda dikenal sangat displin dan bermutu, pada zaman itu tingkat pendidikan anak SD sudah jauh lebih tinggi pelajarannya di bandingkan anak SD saat ini. Belanda mengajarkan kedisplinan, mereka menerapkan hukuman dan hadiah.

Bagi siswa yang berhasil dan rajin akan ada hadiah dan ada pula hukuman bagi siswa yang malas. Secara kurikulum pun Belanda mengatur dengan rapi, sehingga berurutan tingkatannya dari dasar hingga mahir untuk setiap pelajarannya. Dan yang lebih hebat lagi apa yang di ajarkan oleh Belanda memang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari, sehingga seseorang yang cuma lulusan SD sudah bisa menerapkan ilmu yang didapatkan di sekolah.

Sayang ketika penjajah Jepang datang semua itu dihancurkan, pada jaman Jepang pendidikan dihapus semua. Karena Jepang belajar dari kesalahan Belanda yang memperbolehkan pendidikan, Jepang ingin menguasai Indonesia tanpa pemberontakan.

Untung saja Jepang tidak lama ada di Indonesia, setelah Jepang pergi Indonesia membuat pendidikannya sendiri. Karena kebanyakan orang-orang pandai dan mengerti pendidikan adalah hasil didikan Belanda, maka gaya itu terus diterapkan hingga Indonesia memasuki jaman orde baru. Jaman orde baru mulai ada penyaringan mana yang bisa diterapkan mana tidak tetapi pengaruh pendidikan Belanda tetap ada.