Apa kabar pembaca ? semoga dalam keadaan sehat. Banyak orang berpendapat bahwa mengintip merupakan sesuatu yang buruk, tapi tidak dengan kisah berikut ini. Dia adalah seorang anak miskin yang sejak umur 4 tahun ditinggalkan kedua orang tuanya. pada umurnya yang ke 7 tahun keinginannya untuk bersekolah tidak bisa terwujud, dikarenakan ketidakmampuan neneknya membiayainya sekolah.
Tiap pagi dia merasa iri melihat teman-temannya berangkat ke sekolah, bermain riang bersama yang lain. anak ini memang memiliki cacat pada kakinya, sehingga di malu untuk bermain bersama teman-teman sebayanya yang lain. Dia hanya bisa melihat dari kejauhan tidak berani mendekat, karena setiap ingin ikut main. teman-temannya selalu mengejeknya, namun dibalik kekurangannya itu ternyata dia anak yang cerdas.
Pada suatu hari diam-diam anak itu pergi ke sekolah dan bersembunyi di samping kelas. Dia mendengar guru yang sedang mengajar murid-muridnya mengajukan pertanyaan. kebetulan pelajaran tersebut adalah matematika "Anak-anak 50 ditambah 50 berapa ? ada yang tau jawabannya". satu kelas tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. karena si anak tau jawabannya akhirnya dia memberanikan diri menjawabnya dari balik jendela kelas. "jawabannya 100 bu" ucap anak itu berteriak.
Guru yang mengajar tersebut terkejut bercampur rasa kagum, karena yang menjawab pertanyaan tersebut bukan murid-muridnya yang ada didalam kelas, melainkan seorang anak yang ngintip dari samping jendela kelas. lalu terjadilah sebuah percakapan singkat antara Guru dan anak.
- Ibu Guru : Nama kamu siapa nak ?
- anak : nama saya tukinem bu
- Ibu Guru : mengapa kamu tidak sekolah saja ?
- anak : Saya tidak punya biaya bu
- Ibu Guru : Kamu tinggal dengan siapa ?
- anak : nenek bu
- Ibu Guru : Oh, mulai besok kamu boleh sekolah disini
- anak : Tapi, bagaimana dengan biayanya bu
- Ibu Guru : Masalah biaya tidak perlu dipikirkan yang penting besok kamu datang ke sekolah
- anak : baik bu.
Keesokan harinya anak tersebut datang ke sekolah bersama neneknya. Karena kemurahan hati ibu guru tersebut, hari itu juga dia sudah mulai bersekolah dan mulai belajar bersama murid-murid yang lain. tukinem adalah anak yang cerdas alhasil tidak sampai 1 satu tahun di sudah naik ke kelas 2.
Jadi pembaca, kesimpulan yang dapat kita ambil dari cerita diatas, bahwa ngintip itu tidak selalu buruk jika hal tersebut adalah perbuatan positif seperti anak itu. Ya semoga saya cerita ini menjadi inspirasi kita. Sekian dan terima kasih
0 Response to "Ngintip itu Tidak Selalu Buruk ( Cerita Pendidikan )"
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai topik.
Harap Tidak Mengkopi Paste Posting ini secara keseluruhan. Karena akan menghancurkan blog ini. Silahkan bila ingin menjadikannya referensi.